Aqiqah Itu Tanggung Jawab Siapa? Jika Orang Tua Tidak Mampu Bagaimana?

rasanya udah lama tidak mengulas postingan seputar aqiqah. Informasi hukum aqiqah bagi anak yang udah meninggal mampu lho di refresh ulang. Agar tambah ingat, aqiqah itu hukumnya sunnah muakkad ya Bund. Bayi yang diaqiqahkan dimaksudkan untuk mengucapkan rasa syukur kepada Allah, atas karunia yang diberikannya. Aqiqah dilakukan pada hari ke 7, 14 dan 21 sesudah bayi itu dilahirkan dan Aqiqah itu tanggung jawab siapa? Bagaimana kecuali orang tua tidak mampu untuk mengaqiqahkan?

Aqiqah itu tanggung jawab siapa?
Aqiqah itu disarankan untuk orang-orang yang mampu. Karena, hukum aqiqah adalah sunnah muakkad. Aqiqah itu disarankan untuk orang yang mampu untuk mengerjakannya, tidak tersedia paksaan. Jika kami tidak mampu untuk aqiqah maka tinggalkanlah, seperti firman Allah:

فالتقوا الله مااستطعهم

Yang artinya : “maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu (At-Taghobun / 64:16)”. Panduan Aqiqah Anak Lelaki dan Anak Perempuan

Aqiqah adalah tanggung jawab dari seorang ayah. Sebab, papa adalah yang berkewajiban untuk menafkahi anak dan keluarga. Tidak tersedia tanggungan untuk mengaqiqahkan anaknya bagi seorang ibu, saudara, maupun orang lain. Tetap hak untuk mengaqiqahkan adalah ayah.

Gambar nasi kotak paket aqiqah, sumber Zalfa Aqiqah
Gambar nasi kotak paket aqiqah, sumber Zalfa Aqiqah Jogja
Ada sebagian pendapat dari para ulama perihal orang yang bertanggung jawab dalam aqiqah. apakah hanya papa yang boleh mengaqiqahkan anaknya atau orang lain boleh mewakili ayah. Simak pendapat dibawah ini.

Menurut Mazhab Maliki dan Hambali yang bertanggung jawab untuk aqiqah adalah orang tua laki-laki. Kemudian tersedia pendapat yang menguatkan, yakni Imam Ahmad dikala ditanya kecuali belum diaqiqahkan oleh ayahnya, hukumnya bagaimana? Beliau menjawab : kewajiban itu atas ayahnya.
Pendapat Ibnu Hazm Adzahiri, kecuali si anak punyai harta dan mampu untuk mengaqiqahkan dirinya sendiri maka boleh, akan tetapi kecuali tidak mampu dan tetap punyai ayah, maka papa yang mesti bertanggung jawab. kecuali si anak tidak mampu, dan tidak punyai ayah. Maka ibunyalah yang akan bertanggung jawab atasnya.

Yang berhak mengaqiqahkan adalah ayah. Tidak mesti orang tua, Rosulullah SAW. Pernah mengaqiqahkan cucunya hasan husen, karena waktu itu perekonomiannya Ali sedang terhimpit menjadi Rosulullah membantunya. Ini adalah pendapat Imam Syafi’i, yang berkewajiban atas aqiqah tidak hanya orang tua, akan tetpai orang yang memelihara termasuk bersangkutan.
Jika Orang Tua Tidak Mampu Bagaimana?
Jika orang tua tidak mampu untuk mengaqiqahkan anaknya, maka tanggung jawab orang tua untuk mengaqiqahkan anaknya menjadi gugur. Karena aqiqah itu disarankan kepada orang-orang yang mampu untuk melaksanakannya, sebagaimana firman berikut ini.

لا بكلف الله نفسا الا وسعها Jual kambing aqiqah Jakarta bekasi

Artinya : “Allah tidak membebani seseorang melainkan cocok dengan kesanggupannya (Al-Baqoroh /2:286)”

Jadi, kecuali orang tua udah meninggal dan belum mengaqiqahkan anak-anak yang ditinggalkannya maka kami haru liat beberapa syarat sebagai berikut :

Jika orang tuanya memang tidak punyai kesanggupan ekonomi, maka si anak tidak berkewajiban untuk mengqodo aqiqahnya. Sebab orang tua tidak punyai bebana untuk mengaqiqahi anak-anaknya.
Jika orang tuanya adalah seseorang yang mampu untuk mengaqiqahkan anaknya, tetapi hingga ia meninggal anak-anaknya belum termasuk diaqiqahkan, karena meremehkan syari’at. Maka mesti jalankan aqiqah dan mendiskusikannya dengan keluarga.
Jika semua ahli waris berakal sehat dan dambakan mendiskusikannya kepada keluarga, dan dambakan jalankan aqiqah bersama, maka boleh gunakan harta warisan yang ditinggalkan oleh ayahnya yang udah meninggal tadi.

Jika tidak benar satu ahli warisnya punyai problem mental, atau akal yang terbatas dan belum diaqiqahkan oleh orang tuanya. Maka anak itu tidak boleh mengambil harta warisan untuk mengaqiqahkan dirinya sendiri. Jikalau anak-anak yang ditinggalkan oleh orang tuanya dan mereka dambakan mewakilkan orangtuanya mengaqiqahkan dirinya, maka dibolehkan untuk mengaqiqahkan dirinya sendiri.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *